Jakarta di sekitar bulan September dan Oktober 1945 berada di situasi yang tidak menentu. Jepang sudah kalah perang, tetapi bala tentaranya masih berada di mana-mana lengkap dengan persenjataannya. Indonesia sudah menyatakan diri merdeka, tetapi aparat negara dan pemerintahan masih dalam tahap pembentukan.
Belanda berusaha kembali ke Indonesia, tetapi di tanah airnya masih terkendala proses pemulihan setelah pendudukan Jerman, dan di Hindia-Belanda terkendala kenyataan bahwa para lelaki dewasa mereka dibuang Jepang ke Manchuria. Sisa-sisa lelaki Belanda berada di penjara militer Jepang, atau jompo dan sakit di penampungan darurat.
Sementara itu Inggris, atas nama pihak Sekutu, mendatangkan kesatuan tentara Indianya dengan tugas resmi mengurus sisa-sisa militer Jepang, tetapi bentrok dengan para pemuda Indonesia yang mencurigai Inggris mempermudah masuknya kembali Belanda ke Indonesia.
Di situasi ini, seorang fotografer bernama H. Ripassa berhasil membuat beberapa foto dari berbagai sudut Jakarta. Kemungkinan besar Ripassa ini seorang campuran Eropa-Asia sehingga dia memiliki berbagai kemudahan untuk bergerak dan mengambil foto. Seri ini akan menampilkan beberapa jepretan dia.
Kamp Halimun merupakan salah satu area di mana militer Jepang menginternir wanita dan anak-anak Belanda. Kamp yang terletak di sekitar pemakaman Menteng Pulo sekarang ini, merupakan komplek perumahan yang sudah berdiri sebelumnya, dan kemudian oleh pasukan Jepang ditutup sekelilingnya dengan pagar bambu yang dilengkapi dengan kawat berduri.
Setelah Jepang kalah perang, pasukan Inggris datang serta membebaskan kamp ini. Mereka juga mendatangkan beberapa lelaki Belanda dengan truk dari penjara militer Glodok.
Wanita dan anak-anak di gerbang utama menyambut pembebasan (klik untuk memperbesar | � Beeldbank WO2 / NIOD) |
Wanita dan anak-anak membongkar pagar yang mengukung kamp (klik untuk memperbesar | � Beeldbank WO2 / NIOD) |
Pagar bambu yang dirobohkan (klik untuk memperbesar | � Beeldbank WO2 / NIOD) |
Anak-anak membantu mengumpulkan kayu (bakar?) (klik untuk memperbesar | � Beeldbank WO2 / NIOD) |
Ibu-ibu Belanda antri di truk palang merah yang kemungkinan membawa bantuan kemanusiaan. Tampak seorang tentara Jepang menyaksikan. (klik untuk memperbesar | � Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: kemungkinan September/Oktober 1945
Tempat: Kamp Halimun (Jakarta)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: H. Ripassa
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:
No comments:
Post a Comment